Monday, October 5, 2009

Mbah Karyo Masih Tetap Membuat Batik




Mungkin Mbah Karyo tidak tahu jika UNESCO sudah menetapkan batik dari Indonesia sebagai warisan budaya manusia bukan benda. Tetapi perempuan yang sudah sangat lanjut usia ini masih menggunakan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya untuk ikut serta menciptakan sebuah maha karya seni, batik!

Setiap hari Mbah Karyo yang mengaku sudah berusia 100 tahu itu mengerok malam dari selembar kain batik. Selember kain batik cap (printing) ia sampirkan ke atas sebuah bambu yang menempel di antara dua batang pohon. Setelah membasahi kain batik itu, dengan menggunakan alat dari besi, ia mengerok malam pada bagian tertentu dari motif batik itu. Tangannya yang renta itu masih cukup kuat dan cekatan.

“Bagian yang saya kerok ini akan diberi warna merah,” ujar perempuan yang tinggal di Dusun Keloran, Kasihan, Kabupaten Bantul ini. Setiap hari ia menyelesaikan empat lembar kain. Tetapi kain-kain batik ini bukan miliknya. Mbah Karyo adalah buruh batik yang untuk setiap lembar kain batik, ia dibayar sebesar Rp 2000.

Mbah Karyo sudah menjalani pekerjaannya ini untuk waktu yang lama. Dahulu ketika masih muda ia adalah tukang menumbuk padi,”Waktu itu belum ada penggilingan padi,” ujar perempuan yang tidak mempunyai anak ini.

Walaupun hanya sekedar untuk mendapatkan sedikit uang agar dapat menyambung hidup, Mbah Karyo adalah salah satu orang yang mempunyai jasa bagi tetap lestarinya batik di Indonesia. Di usianya yang renta, ia masih tetap menggunakan tenaganya membuat karya seni batik yang membuat nama Indonesia harum di dunia internasional. (foto dan teks: bambang m)

No comments: