Selasa 20 Januari 2009, sekira 20 mahasiswa komunikasi dari Universitas Utrecht, Belanda berkunjung ke kantor AJI Yogyakarta. dalam kunjungannya kali ini mereka ingin tahu lebih dalam tentang situasi pers di Indonesia. Sebelum datang ke Yogyakarta, mereka mengunjungi Jakarta terlebih dahulu.
Dalam kunjungan di kantor AJI Yogyakarta, para mahasiswa dari Belanda itu berdiskusi tentang berbagai persoalan jurnalistik dengan AJI Yogyakarta. Mereka juga bertukar pikiran dan berdialog dengan mahasiswa komunikasi dari UGM (Universitas Gadjah Mada) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) yang turut hadir dalam diskusi itu.
Banyak hal dibahas dalam pertemuan yang berlangsung hampir dua jam itu. Para mahasiswa dari Belanda itu menanyakan persoalan terpenting dalam dunia jurnalistik di Indonesia. Ketua AJI Yogyakarta, Bambang MBK mengatakan bahwa persoalan terpenting adalah kriminalisasi pers, yaitu ketika terjadi persoalan hukum akibat dari pemberitaan (seperti kasus pencemaran nama baik) para jurnalis diadili dengan menggunakan UU KUHP dan bukan dengan UU Pers. Ini adalah ancaman bagi kebebasan pers.
Selain itu Bambang juga menjelaskan soal fenomena 'wartawan amplop' yang banyak terjadi di sini. Ternyata, fenomena hampir serupa juga terjadi di Belanda, dimana para jurnalis dibayar untuk membuat liputan tentang suatu hal.
Topik lain yang menjadi pembicaraan hangat adalah persoalan liputan pembantaian Israel di Jalur Gaza yang tampil di media massa di Belanda. Para mahasiswa Belanda itu mengatakan media massa di Belanda menampilkannya secara berimbang. Media massa menayangkan pembantaian tentara Israel terhadap bangsa Palestina tetapi juga mengkritisi apa yang dilakukan milisi Hamas.
Setelah mengunjungi AJI Yogyakarta, rombongan mahasiswa Belanda yang didampingi seorang dosen itu berkunjung ke Jurusan Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII). Di sana, Ketua Jurusan Komunikasi, Masduki Msi menjelaskkan tentang program yang ada dijurusannya.
Tidak hanya mempelajari persoalan jurnalistik di Indonesia saja, tetapi para mahasiswa itu juga mendapat tugas untuk menulis beberapa artikel tentang suatu isu di Indonesia seperti persoalan pelacuran anak, kondisi anak-anak di wilayah pascagempa bumi di Bantul, fenomena pacaran muda-mudi di Indonesia, lumpur Lapindo dan masih banyak lainnya. (Bambang)
No comments:
Post a Comment