Monday, November 9, 2009

Surat Buat bapak….



Bapakku sayang…
Kami ini anak-anakmu yang selama ini selalu menderita, terkebiri dan mati suri
Kenapa bapak? Apa bapak sudah impoten hingga takut menyingkirkan awan
Gelap ini…apa kami ini tak pantas untuk menjalani kehidupan…! Hahahaha…
Mati sudah demokrasi di rumah ini

Bapakku sayang…
Kami sering lihat ibu mengorup uang belanja hingga akhirnya kami kelaparan
Dan sengsara…tapi kenapa bapak cuma diam saja?
Apa bapak senang lihat ibu menteror dan mencambuk kami, hingga kami bingung
Membedakan mana yang benar..mana yang tidak!

Bapakku sayang…
Ini juga rumah kami, bukan hanya milik bapak dan ibu…jadi kami berhak dong
Buat protes ke kalian…menuntut kebenaran dan membenci kebusukan kalian…
Toh kalau undang-undang dasar di rumah kita ini nggak ngaret mungkin semua akan baik-baik saja…

Ibuku tercinta…
Sudahi saja omong kosong ini…ibu kami pilih karena kami yakin ibu bisa
Mewakili aspirasi kami…bapak sudah lama sendiri dan dingin…tapi..
Kenapa ibu jadi beringas seperti serigala…makan semua hak-hak kami…
Hingga daging kami yang tinggal sekerat engkau kunyah pula…!

Ibuku tercinta
Setelah habis uang belanja kita…kau potong pula kelamin bapak
Hingga akhirnya bapak hanya bisa diam dan membatu…kami tahu semua
Konspirasi kalian…kebusukan kalian…kemaksiatan kalian…
Cukup sudah!...kami akan tetap meradang, walaupun nantinya akan
Hancur lebur rumah kita…kami rela demi tegaknnya keadilan di rumah kami….

Dari kami:
Perkumpulan ombak raya
Rangrawa community
United rock’n roll
Perkumpulan bumi hangus
Tri suharyono
Jhoni chandra
Dwi setiawan
Tova
Herry gabriel

Puisi ini dibacakan para seniman dari komunitas ombak raya dalam aksi demonstrasi melawan kriminalisasi KPK (Cicak Vs Buaya) yang diadakan AMUK (Aliansi Masyarakat untuk KPK) dari Yogyakarta. Aksi yang melibatkan mahasiswa, aktivis NGO, dosen, pengacara dan seniman ini berlangsung di depan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret Yogyakarta, 5 Nopember 2009.

No comments: